> 3 Ungkapan Rasa syukur - BAYAR ZAKAT ONLINE

Oktober 16, 2018

3 Ungkapan Rasa syukur


3 Ungkapan Rasa syukur


Hikmahdanhikmah.com - Sebuah Sarana kita untuk mendekatkan diri pada Allah atas Nikmat yang telah Allah berikan pada kita, maka dengan mensyukurinya maka Pasti Allah tambahkan Rizqi sebagai mana janji Allah didalamn Alquran surat Luqman, ayat 12, berfirman: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.”

Sesungguhnya Perintah syukur itu adalah untuk kepentingan dan kebaikan manusia sendiri sebab Allah akan menambah nikmat-Nya kepada manusia apabila manusia bersyukur kepada-Nya sebagaimana ditegaskan dalam surat Ibrahim,
ayat 7 :

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Ingatlah baik baik bahwa Allah benar-benar tidak pernah ingkar pada Janji kepada hamba yang pandai bersyukur namun Jika ingkar atas nikmat-nimat-Nya, maka Allah akan memberikan adzab sanksi yang berat.

Sangsi atau hukuman yang Allah berikan kepada seorang hamba ada yang langsung diberikan ada yang dipending sehingga bila tiba waktunya Allah hadirkan dalam bentuk Musibah atau ujian yang lain dan tentu Hanya Allah lah yang Maha mengetahuinya.

Baca juga : Setiap Orang Harus Bersyukur Atas Nikmat yang diberikan

Begitu pula jikalau Allah memberikan sesuatu kepada seorang Hamba yang Ahli bersyukur Allah balas bisa seketika hari itu juga dan adakalanya Allah ganti dihari lainnya dalam bentuk yang Hanya Allah yang Tahu bisa Allah berikan Rizqi yang tidak terduga.

Adapun Perbedaan yang mendasar dari orang yang Ahli bersyukur dan yang bukan Ahli bersyukur adalah dari ketenangan,sedangkan orang-orang yang tidak bersyukur kepada Allah Mereka mudah merasa iri atas nikmat yang diterima orang lain.mudah Mengeluh dan merasa tak puas dengan apa yang telah ada seringkali menghinggapi mereka. Hal seperti ini sudah pasti membuat mereka hidup dalam ketidak tenteraman.

Sedangkan orang yang Ahli bersyukur jelas berbeda ia akan selalu bisa menerima dan intropeksi diri dan penuh dengan kerelaan.Orang-orang bersyukur tentu lebih sabar daripada mereka yang tidak bersyukur.

Memang untuk bisa bersyukur kita perlu kesabaran. Untuk bersabar kita perlu keikhlasan. Dengan kata lain, syukur, sabar dan ikhlas sesungguhnya saling berkaitan maka dari sinilah kemudian muncul konsep kecerdasan spiritual.

Ada 3 Ungkapan Rasa Syukur Sebagai berikut : 

1.diucapkan dengan Lisan Melafalkan “alhamdulillah” 
Secara spontanitas 

yang harus kita lakukan.Orang yang bersyukur kepada Allah akan selalu menjaga lisannya dari ucapan-ucapan yang tidak baik. Mereka akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk tidak mengatakan sesuatu yang membuat orang lain tersakiti hatinya.dan lebih mengedepankan permintaan maaf atas kesalahannya sendiri kepada orang lain sebagaimana mereka juga tidak berkeberatan memaafkan kesalahan orang lain. Kepada Allah SWT, mereka senantiasa bersegera memohon ampunan kepada-Nya.

Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Surat Ali Imran, ayat 133: Artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu” Memohon ampun, baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia memang tidak perlu ditunda-tunda. Lebih cepat tentu lebih baik. Betapa banyak kerugian yang timbul akibat macetnya hubungan atau silaturrahim antar sesama saudara, kawan dan relasi, gara-gara persoalan maaf-memaafkan belum terselesaikan.

2.di ucapkan dalam Hati Bisa dengam terkait

dengan syukur bisa diwujudkan dalam bentuk perasaan senang, ikhlas dan rela dengan apa sudah yang ada.Orang-orang bersyukur tentu lebih mudah mencapai bahagia dalam hidupnya terlepas apakah mereka termasuk orang sukses atau belum sukses. Syukur tidak mensyaratkan sukses dalam hidup ini sebab kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada manusia takkan pernah bisa dihitung.

Manusia takkan pernah mampu menghitung seluruh kenikmatan yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Allah dalam surat Ar-Rahman, ayat 13, bertanya kepada manusia:

“Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Ayat tersebut diulang berkali-kali dalam ayat-ayat berikutnya dalam surat yang sama, yakni Ar-Rahman. Pengulangan ini tentu bukan tanpa maksud. Allah menantang kepada manusia untuk jujur dalam membaca dang menghitung kenikmatan yang telah Dia berikan. Bagaimana kita bisa bisa bernapas, bagaimana kita bisa melihat dan mendengar serta bagaimana kita bisa merasakan dengan panca indera kita?

Dari pertanyaan-pertanyaan seperti itu saja kita sudah tidak mampu menghitung berapa kenimatan yang terlibat di dalamnya. Maka barangsiapa tidak bersyukur kepada Allah, sesungguhnya dia telah kufur atau mengingkari kenikmatan-kenikmatan yang telah diterimanya dari Allah SWT.

3.dipraktekkan dengan perbuatan Aktivitas fisik atau perbuatan nyata terkait

dengan syukur bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk, baik melibatkan orang lain atau hanya melibatkan diri sendiri. Yang terkait dengan orang lain misalnya seperti berbagi rejeki ke suatu Yayasan yatim piatu dan duafa dalam bentuk zakat infaq sodaqoh sebagai ujud syukur yang nyata , ilmu pengetahuan, kegembiraan dan sebagainya.Ini adalah contoh syukuran dalam bentuk perbuatan nyata dimana yang punya hajat berbagi rejeki kepada para tamu dengan memberikan jamuan makan dan minum. Jamuan ini menjadi sedekah yang tentu saja bernilai pahala.

Undangan-undangan semacam ini tentu memilki dasar yang kalau kita telusuri akan kita temukan dalam Al Qur’an, Surat Adh-Dhuha, ayat 11:

Artinya: “Dan terhadap ni`mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” Perintah berbagi kenikmatan dengan orang lain dapat ditelusur salah satunya melalui ayat ini dengan maksud agar mereka juga ikut merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Ini sering disebut dengan tahadduts binni’mah.

Tentu saja tahadduts binni’mah ini baik. Hanya saja perlu diingatkan agar pelaksanaannya tidak berlebihan dan harus dilakukan dengan niat ikhlas. Yang dimaksud dengan ikhlas disini adalah tidak ada niat lain kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Niat-niat lain seperti keinginan untuk pamer atau riya’ atas apa yang telah dicapai sebagai keberhasilan harus benar-benar dihindari sebab riya’ merupakan akhlak yang tercela yang justru bisa menjauhkan kita dari Allah SWT. Ungakapan syukur dalam bentuk perbuatan nyata dan hanya melibatkan diri sendiri bisa diwujudkan dalam bentuk meningkatkan intensitas beribadah.

Hal ini biasa dilakukan Nabi Muhammad SAW secara istiqamah dalam kehidupan sehari-harinya. Walaupun beliau sudah dijamin masuk surga, beliau tetap rajin beribadah melebihi siapapun di dunia ini hingga kedua kaki beliau bengkak-bengkak. Semua ini beliau lakukan sebagai pengakuan dan ungkapan rasa syukur atas semua kenikamatan yang beliau terima dari Allah SWT.

Sekali lagi, Syukur memang sebuah tingkatan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT. Allah menyukai orang-orang yang senantiasa bersyukur kepada-Nya. Mudah-mudahan kita semua selalu diberi-Nya kemudahan untuk bersyukur kepada Allah SWT dan dicatat sebagai hamba-hamba-Nya yang bersyukur.

Semoga pula kelak di akherat kita semua akan dukumpulkan dengan para syakirin. Amin, amin ya rabbal alamin.

Sumber : Bpk Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar