> Mengenal Syekh Maulana Syamsuddin Habibullah KS - BAYAR ZAKAT ONLINE

Februari 14, 2021

Mengenal Syekh Maulana Syamsuddin Habibullah KS

Hikmahdanhikmah.com - SYEKH SYAMSUDDIN HABIBULLAH KS: Syekh Maulana Syamsuddin Habibullah KS yang merupakan mata rantai ke-27 dalam silsilah saadat lahir di kota Delhi, India, pada hari Jumat, 11 Ramadan 1111 H (1700 M). Nama asli beliau adalah Mirza Jan Janaan. Nasabnya sampai kepada Sayidina Ali KW setelah 28 generasi dengan perantara Muhammad bin Hanafiyyah RH.


Ketika beliau berusia enam belas tahun, ayahnya yang bernama Maulana Mirza Jan KS wafat. Pada usia delapan belas tahun, beliau telah mempelajari semua ilmu lahir yang beliau inginkan. Ketika hatinya tidak tenang meskipun telah mempelajari seluruh ilmu tersebut, beliau mulai mencari seorang mursyid kamil untuk mempelajari ilmu batin. 

Pada saat itu juga beliau mendengar kabar mengenai sifat-sifat sempurna Sayyid Muhammad Al-Badwani KS. Ketika bertemu dan hadir dalam majelisnya, beliau melihatnya jauh lebih tinggi daripada apa yang telah didengar mengenai keterikatannya terhadap agama dan sunah Rasulullah SAW, serta akhlak Ilahi. 

Sayyid Muhammad Al-Badwani KS pun menerima Syekh Syamsuddin Habibullah KS serta mengajarkan tarekat dan bertawajuh kepadanya. Syekh Syamsuddin Habibullah KS segera memulai zikir dan timbul suatu mahabah yang penuh terhadap ustaznya. 

Beliau mendapatkan ijazah setelah mengikuti ceramah ustaznya selama empat tahun. Setelah wafatnya Muhammad Badwani KS, beliau memperoleh martabat-martabat maknawiyah yang tinggi dengan mendapatkan manfaat dari cahaya rohaniahnya selama enam tahun.

Pada tanggal 7 Muharam 1195 H (1781 M), beliau ditikam oleh seorang Majusi. Setelah tiga hari, pada waktu Magrib di hari Jumat yang bertepatan dengan hari Asyura’, beliau berpulang ke rahmatullah sebagai seorang syahid. KS

KATA-KATA MUTIARANYA

“Perkataan, ‘Aku beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta segala sesuatu yang Allah SWT wahyukan kepada Rasulullah SAW.’ dan ‘Aku mencintai apa yang Allah SWT dan Rasul-Nya cintai, dan aku juga membenci terhadap apa yang Allah SWT dan Rasul-Nya benci’ adalah ijmalul iman dan cukup untuk menyelamatkan seorang hamba.”

“Aku akan menerima hadiah yang diberikan dengan ikhlas oleh salah seorang sahabatku. Akan tetapi, aku tidak akan menerima hadiah yang diberikan dengan keraguan bahwa harta mereka bercampur dengan harta orang lain oleh para penguasa dan orang kaya. 

Pada hari kiamat, bertanggung jawab atas hisab dari hadiah seperti ini sangatlah sulit. Sebab, dalam sebuah hadis syarif yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang anak adam tidak akan pergi dari tempatnya sebelum ia ditanya atas lima hal ini: pertama, umurnya ia habiskan untuk apa, kedua, bagaimana masa mudanya ia gunakan, ketiga, dari mana hartanya ia dapatkan, keempat, ke mana hartanya ia belanjakan, dan kelima, apakah sudah mengamalkan ilmu yang ia dapatkan.’” (Silsilah Saadat Naqsyabandiyah, Penerbit Fazilet)

Sumber artikel : Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar