> Warisan Para Nabi adalah ilmu - BAYAR ZAKAT ONLINE

Juni 12, 2021

Warisan Para Nabi adalah ilmu

Hikmahdanhikmah.com - WARISAN PARA NABI ADALAH ILMU: Diriwayatkan dari seorang tabiin yang bernama Katsir bin Qais RH bahwasanya ia berkata, “Pada suatu waktu ketika kami duduk bersama Abu Darda RA di Masjid Damaskus, datanglah seseorang lalu berkata, “Wahai Abu Darda, aku datang dari kota Rasulullah SAW, Madinah, untuk mempelajari sebuah hadis syarif yang Anda riwayatkan.” Lalu, Abu Darda RA bertanya, “Kau datang hanya untuk mempelajari satu hadis syarif, bukan untuk berdagang atau tujuan lainnya, benarkah demikian?” Orang tersebut pun berkata,


“Iya, aku datang hanya untuk satu hadis.” Atas hal ini, Abu Darda RA berkata, “Aku mendengar dari Rasulullah SAW sebagai berikut, ‘Barang siapa melakukan perjalanan untuk mempelajari ilmu, Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga baginya (dengan memberikan keberhasilan dalam melakukan amal saleh). Para malaikat pun akan membentangkan sayap-sayapnya untuk orang-orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. 

Segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan yang ada di dalam air pun akan memohonkan ampunan untuk para alim. Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah (yang jahil) bagaikan keunggulan bulan pada malam keempat belas atas bintang-bintang lainnya. Para ulama adalah ahli waris para nabi, sedangkan para nabi tidak meninggalkan dirham dan dinar, tetapi meninggalkan ilmu sebagai warisannya. Oleh karena itu, barang siapa mempelajari ilmu, berarti ia telah memperoleh bagian yang besar (dari warisan para nabi).”

Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin RH, “Suatu hari, aku masuk ke Masjid Basrah. Di sana, Aswad bin Sarigh sedang memberikan nasihat dan menceritakan kisah kepada orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya. Di belakangnya, di sisi lain dalam masjid, terdapat sekelompok orang yang sedang sibuk mempelajari ilmu fikih. Mereka membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah fikih. Lalu, aku melaksanakan shalat sebentar. Setelah selesai shalat, aku mengatakan kepada diriku sendiri bahwa aku akan bergabung dengan Aswad.

 Aku berharap rahmat turun kepada mereka sehingga aku pun mendapatkannya. Selanjutnya, aku mengatakan bahwa kalau mau ke halaqah fikih, mungkin aku akan mendengar permasalahan fikih yang belum pernah aku dengar sehingga bisa mengamalkannya. Aku tidak tahu mana yang akan lebih bermanfaat bagiku. Aku merasa ragu beberapa saat. Akhirnya, aku tidak dapat mendatangi kedua majelis tersebut. Pada malam harinya, aku mendengar sebuah perkataan dalam mimpiku sebagai berikut.

Baca juga : Inilah Pentingnya Adab dalam Menuntut ilmu

“Ketahuilah, seandainya saja kau mendatangi halaqah yang membahas ilmu fikih, pastinya kau akan duduk bersama Malaikat Jibril AS di halaqah tersebut.”

Sumber artikel: Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar