> Pengertian Nafsu menurut Islam beserta Pembagian Jenis dan Contoh juga dalilnya - BAYAR ZAKAT ONLINE

Agustus 04, 2021

Pengertian Nafsu menurut Islam beserta Pembagian Jenis dan Contoh juga dalilnya

              Sumber gambar: ctosantrix.com


Hikmahdanhikmah.com
- Penyebab utama akhlak buruk dan seluruh perbuatan dosa pada manusia adalah nafsu amarah. Rasulullah SAW bersabda, “Musuh terbesarmu adalah nafsumu yang (berpusat di antara dua alis dan) membelit seluruh tubuhmu.” Dalam kitab yang bernama Miftahul Qulub, Mehmed Syamsuddin Nuri KS menjelaskan nafsu sebagai berikut.

“Terdapat dua ruh dalam diri manusia. Pertama, ruh haywani. Ruh ini diciptakan dari tajali sifat Jalal Allah SWT. Ruh yang kedua disebut ruh sulthani. Ruh sulthani ini diciptakan dari tajali sifat Jamal Allah SWT. 

Ke-Ruhhaywani adalah ruh yang selalu dan terus-menerus memerintah seseorang untuk melakukan keburukan. Maka, ruh tersebut diberi nama nafsu. Kesenangan ruh haywani adalah makan, minum, dan berpakaian mewah, yakni apa pun hal yang memberikan manusia kelezatan. 

Ruhhaywani akan memperoleh kesenangan dan kekuatan dari semua itu dan bisa mengalahkan ruh sulthani. Adapun kesenangan ruh sulthani adalah zikir, tafakur, ibadah, dan taat kepada perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Maka, ruh sulthani akan menang atas ruh haywani dengan melakukan semua ini.

Baca juga : Hal-hal yang menghalangi ibadah di malam hari.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, kedua ruh ini dapat menguasai tubuh seseorang. Karena sifat mereka saling berlawanan, mereka akan selalu melakukan peperangan dan perlawanan satu sama lain.

Misalnya, apabila dalam sebuah tubuh, ruh sulthani tidak mengalahkan ruh haywani dan ruh haywani pun dibiarkan begitu saja, sifat amarah pun akan tetap ada. Seiring berjalannya waktu, ruh haywani akan mengalahkan ruh sulthani dan dalam keadaan ini, orang tersebut akan merugi, baik duniawi maupun ukhrawi. Akan tetapi, apabila ruh sulthani tidak membiarkan ruh haywani (berkuasa) serta terus melakukan peperangan dan perlawanan terhadapnya, pada saat itulah, mau tidak mau, ruh haywani akan terikat pada ruh sulthani

Selain itu, ruh sulthani akan dapat memerintah ruh haywani agar menaati perintahnya sehingga perintah Ilahi pun dapat terlaksana. Orang-orang (yang ruh sulthaninya menang) inilah yang diharapkan keselamatannya. Namun, mereka tetap dikhawatirkan akan terjatuh kembali. Sebab, tipu daya nafsu itu banyak.

Cara seseorang agar dapat memiliki sifat kemanusiaan dengan mencapai ruh sulthani dan menyelamatkan dirinya dari ruh haywani adalah berjihad melawan nafsu. Adapun hal tersebut hanya bisa dilakukan dengan melakukan rabithah dan zikir qalbi.”

Baca juga: nilai akhlakul karimah.

Sumber artikel : Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar