> Dunia Adalah Ladang Akhirat untuk meraih kebutuhan maknawiyah - BAYAR ZAKAT ONLINE

September 15, 2021

Dunia Adalah Ladang Akhirat untuk meraih kebutuhan maknawiyah

Sumber gambar : fsialatsary.com


Hikmahdanhikmah.com
- Seorang manusia harus berusaha dengan baik di dunia agar bisa memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Ia harus berusaha untuk meraih kebutuhan maknawiyahnya dan tidak boleh menyia-nyiakan hari-harinya untuk hal yang sia-sia. Selain itu, ia juga harus melaksanakan kewajibannya dan tidak boleh bermaksiat kepada Allah SWT. 

Sungguh Allah SWT itu Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana serta Mahakuasa atas segala sesuatu dan segala sesuatu yang diciptakan-Nya tentu memiliki hikmah dan tujuan. Dalam kerajaan-Nya, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tidak bermanfaat. Tentunya, penciptaan manusia pun bukanlah tanpa makna, melainkan agar ia melaksanakan tugas-tugas kehambaannya dengan baik sehingga dapat meraih nikmat-nikmat Ilahi yang abadi di alam akhirat kelak.

Baca juga : Meskipun engkau adalah Karun Bagianmu dari Dunia Hanyalah sebuah kain Kafan.

Allah SWT telah memberikan manusia akal, pikiran, nikmat, kekuatan, dan hak memilih, kemudian menurunkan kitab-kitab dan mengirimkan para nabi agar memberikan petunjuk kepada mereka. Oleh karena itu, apabila mereka hidup dalam kelalaian, mengikuti syahwat, kebodohan, dan kesesatan, lalu tidak menjalankan tugas-tugasnya sebagai hamba, bahkan mereka dalam keadaan bermaksiat, pantaskah mereka dimaafkan? Tidakkah mereka berhak menerima azab?

Dalam Al-Quranul Karim surat Al-Qashas ayat 77, Allah SWT berfirman, “...dan janganlah kamu lupakan nasibmu di dunia...” Adapun yang dimaksud dengan nasib dunia adalah sesuatu yang akan memberikan manfaat di akhirat, yakni amal baik sebagaimana disebutkan dalam hadis syarif, “Dunia adalah ladang akhirat.” Seandainya bukan demikian, nasib dari dunia hanyalah berupa kain kafan.

Sayidina Umar bin Khattab RA membiasakan dirinya datang ke masjid sebelum orang-orang datang. Suatu hari ketika pergi ke masjid, beliau melihat seorang anak berjalan dengan cepat ke arah masjid.

Sayidina Umar RA bertanya kepada anak itu, “Mengapa kau terburu-buru pergi ke masjid, sedangkan shalat belumlah wajib atasmu?”

Anak tersebut berkata, “Wahai Amirul Mukminin, bagaimana aku tidak bersegera, kemarin aku melihat seorang anak yang lebih kecil dariku meninggal.” Sayidina Umar RA pun banyak menangis setelah mendengar perkataan anak tersebut.


Sumber artikel : Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar