> Mukjizat Mi’raj yang dijelaskan dalam surat Al-Isra - BAYAR ZAKAT ONLINE

Maret 02, 2022

Mukjizat Mi’raj yang dijelaskan dalam surat Al-Isra



Hikmahdanhikmah.com - Mukjizat Mi’raj yang dijelaskan dalam surat Al-Isra’ ayat 1 terjadi pada malam ke-27 bulan Rajab satu tahun sebelum peristiwa Hijrah. Apabila seseorang tidak meyakini peristiwa Isra’, yakni perjalanan Rasulullah SAW dari Makkah Al-Mukarramah ke Baitul Maqdis dalam waktu singkat pada malam hari, niscaya ia menjadi kafir. Apabila seseorang mengingkari peristiwa Mi’raj, yakni naiknya Rasulullah SAW ke langit yang telah diketahui dengan hadis-hadis sahih, niscaya ia termasuk ahli bid’ah.

Malaikat Jibril AS membawa Rasulullah SAW dari sebuah ruangan di rumah Ummu Hani (R.Anha) ke Ka’bah Al-Muazzamah, lalu membelah dada beliau dan membersihkan hatinya. Setelah itu, Malaikat Jibril AS menaikkan beliau ke atas Burak dan mengantarkannya ke Baitul Maqdis (yang berada di Al-Quds). Di sana, Rasulullah SAW melihat para nabi dan malaikat, lalu mengimami mereka shalat dan melanjutkan perjalanannya ke langit pertama dengan menaiki Burak dari sahra (batu besar yang berada di Masjidil Aqsha) atau menaiki sayap malaikat Jibril AS. 

Baca juga; Sebuah Mukjizat rusa berbicara dengan Rosululoh saw.

Di langit pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam AS, di langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf AS, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris AS, di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun AS, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa AS, dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim AS. Setelah memberi salam kepada mereka, beliau tiba di Sidratul Muntaha. Beliau diperlihatkan Baitul Makmur, Telaga Kautsar, dan sungai-sungai Rahmat.

Dari sana, beliau menaiki Rafraf. Ketika menghadap Allah SWT, beliau memuji Allah SWT dengan membaca, “Attahiyyātu lillāhi was shalawātu wat thayyibātu” (yang dibaca pada doa tasyahud –dalam mazhab Hanafi). Kemudian, Allah SWT pun menjamu beliau dengan mengatakan, “Assalāmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh.” Setelah itu, Rasulullah SAW pun menyebut umatnya agar mereka memperoleh kemuliaan salam ini dengan mengatakan, “Assalāmu ‘alainā wa ‘alā ‘ibādillāhis shālihīn.” Ketika diperintahkan untuk melaksanakan shalat lima puluh waktu dalam sehari semalam, beliau memohon berkali-kali hingga akhirnya diringankan menjadi lima waktu. 

Baca juga : Mari merangkai detik demi detik sisa usia kita dengan penuh kebaikan.

Ketika kembali, beliau melihat surga dan neraka beserta seluruh tingkatannya.  Setelah tiba di Baitul Maqdis, ketika dalam perjalanan ke Makkah, beliau melihat kafilah Quraisy. Pagi harinya, beliau mengabarkan peristiwa Isra’ Mi’raj kepada orang-orang. Mereka pun menanyakan Baitul Maqdis dan kafilah Quraisy kepada Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW menjawab satu per satu pertanyaan mereka dengan jelas, orang-orang yang memperoleh pertolongan Allah SWT membenarkan peristiwa tersebut, sedangkan yang tidak memiliki keimanan mengingkarinya. (Tafsir Mawakib, Penerbit Fazilet)

Sumber artikel : Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar