> Tentang Adab-adab Menuntut ilmu - BAYAR ZAKAT ONLINE

Juli 30, 2022

Tentang Adab-adab Menuntut ilmu



Hikmahdanhikmah.com - Orang yang ingin menuntut ilmu hanya akan bisa memperoleh ilmu dan mengambil manfaat dari ilmu yang dipelajarinya dengan menunjukkan rasa hormat dan takzim terhadap ilmu, ulama, guru, dan kitab-kitabnya. Sebab, orang-orang yang mencapai tingkatan tinggi dalam keilmuan telah mencapainya hanya karena memperhatikan rasa hormatnya. Dikatakan bahwa derajat ilmu pun akan turun hanya karena mengabaikan rasa hormat.

Menghormati buku juga berarti menghormati ilmu. Oleh sebab itu, seorang santri harus memegang kitab yang ia pelajari dalam keadaan berwudhu. Ketika sedang belajar pada suatu malam, Syamsul Aimmah Syarakhsi RH terpaksa harus berwudhu sebanyak tujuh belas kali sepanjang malam karena sedang sakit. Sebab, beliau tidak akan belajar dalam keadaan tanpa wudhu. Ilmu adalah cahaya dan wudhu pun adalah cahaya. Oleh karena itu, wudhu akan menambah cahaya ilmu.

Salah satu hal yang juga perlu diperhatikan adalah duduk dengan sopan ketika berada di dekat kitab-kitab dan tidak meluruskan kedua kaki ke arah kitab-kitab.

Baca juga ; nasehat-nasehat dari rasulullah saw.

Satu hal lainnya adalah selalu mencatat apa yang telah dipelajari. Akan tetapi, seorang santri harus mencatat pelajarannya dengan tulisan yang bagus dan jelas, dan tidak menulisnya terlalu rapat dan acak-acakan. Ketika melihat seorang murid sedang mencatat dengan tulisan yang sangat rapat dan acak-cakan, Imam A’zham Abu Hanifah RH berkata, “Janganlah kamu menulis dengan berantakan seperti itu! Jika kamu hidup lama, kamu akan menyesalinya, dan jika kamu mati, orang-orang akan berbicara buruk di belakangmu.” Maksudnya, beliau ingin mengatakan bahwa apabila kau menjadi tua dan kedua matamu menjadi lemah, kau akan menyesal karena tidak bisa membaca, dan orang lain yang tidak bisa membacanya pun akan membicarakannya di belakangmu.

Seseorang juga harus menunjukkan rasa hormatnya kepada orang-orang alim dan teman-teman belajarnya.

LELUCON: TERGANTUNG EMBERNYA


Suatu hari, ketika Nasruddin Khaja sedang mengobrol dengan teman-temannya di tepi danau, teman-temannya bertanya kepadanya,

“Nasruddin Khaja, menurut Anda, ada berapa ember air di danau ini?”

Nasruddin Khaja pun berkata, “Tergantung embernya.”

Teman-temannya berkata, “Apa maksudmu?”

Nasruddin Khaja berkata, “Jika kalian bisa menemukan sebuah ember sebesar danau ini, berarti airnya adalah sebanyak satu ember.”

Sumber artikel : Fazilet takvimi 

Baca juga ; Alasan Meninggalkan Tidur untuk ilmu.

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar