> Para ulama menjelaskan arti afiat sebagai berikut - BAYAR ZAKAT ONLINE

Agustus 28, 2022

Para ulama menjelaskan arti afiat sebagai berikut



Hikmahdanhikmah.com - Para ulama menjelaskan arti afiat sebagai berikut.Afiat adalah selamatnya agama dari bid’ah, amal dari bencana, nafsu dari syahwat, dan hati dari rasa takut akan kematian.

Afiat adalah istiqamah dalam beragama, bersama orang-orang yang saleh, dan meningkatkan ibadah serta ketaatan bersamaan dengan berlanjutnya usia.

Afiat adalah keadaan hati ketika senantiasa merasakan kehadiran Allah SWT.

Afiat adalah keadaan diri ketika tanpa musibah, rezeki tanpa susah payah dan amal tanpa riya.

Afiat adalah keadaan seseorang ketika ia tidak menyerahkan urusannya kepada siapa pun selain Allah SWT.

Afiat adalah kuatnya agama, terbebasnya tubuh dari penyakit dan qalbun salîm (hati terhindar dari penyakit hati).

Baca juga ; Tentang Obat untuk Penyakit dunia dan akhirat.

Afiat adalah bertawakal kepada Allah SWT.

Afiat adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah dengan mengucapkan kalimat syahadat, dibangkitkan bersama orang-orang saleh, melewati siratalmustakim dengan selamat dan kemudian masuk ke dalam surga.

Afiat terbagi menjadi sepuluh bagian, limanya di dunia dan limanya lagi di akhirat. Afiat di dunia adalah ilmu yang bermanfaat, amal saleh, ikhlas dalam beramal, bersyukur atas segala nikmat, dan ridha atas takdir Allah SWT. Afiat di akhirat adalah bersinarnya wajah (pada hari ketika wajah manusia menjadi hitam), beratnya timbangan amal kebaikan di mizan, kemudahan dalam hisab, dapat melewati siratalmustakim, selamat dari neraka, dan masuk ke dalam surga.

Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai doa apa yang paling utama untuk dibaca. Beliau pun bersabda,

“Mintalah afiat kepada Allah SWT karena setelah keyakinan (hakiki iman), tidak ada nikmat yang lebih baik yang diberikan kepada seseorang selain afiat.”

Baca juga ; indahnya nikmat taubat dan nikmat keistiqamahan.

ANEKDOT: CARA MENJADI ORANG……..


Suatu hari Nasruddin Hoja ditanya, “Bagaimana cara menjadi orang?” Nasruddin Hoja pun menjawab,

“Dengan menjadi pendengar. Maksudnya, kita harus mendengarkan dengan seksama ketika orang-orang yang tahu berbicara, telinga kita pun harus mendengarkan apa yang kita ucapkan.”

Sumber artikel; Fazilet takvimi 

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar