> Kisah hikmah Nabi Yahya AS dan nabi Isa AS - BAYAR ZAKAT ONLINE

November 19, 2022

Kisah hikmah Nabi Yahya AS dan nabi Isa AS


Hikmahdanhikmah.com - Ketika Nabi Isa dilahirkan, Sayidah Maryam segera membalutnya, lalu meletakkannya di dalam gendongan dan membawanya ke hadapan kaumnya. Kaumnya pun berkata, “Maryam, apa yang telah kau lakukan? Kau telah melakukan perbuatan yang tercela.” Sayidah Maryam menunjuk kepada Isa AS seraya berkata, “Bertanyalah kepadanya!” Mereka berkata, “Bagaimana kami bisa berbicara dengan anak yang masih dalam gendongan?” Isa AS pun mulai berbicara dengan berkata, “Aku adalah hamba Allah SWT.

Dia telah memberikan kepadaku kitab dan menjadikanku nabi-Nya. Di mana pun aku berada, Dia memuliakanku. Selain itu, Dia juga memerintahkanku agar aku melaksanakan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup.”

Orang-orang Yahudi pun tercengang ketika mendengarnya. Akan tetapi, mereka tetap menyebarkan gunjingan dengan perkataan, “Bagaimana bisa seorang anak terlahir tanpa ayah?” Mereka berburuk sangka terhadap Nabi Zakaria AS, dan akhirnya mereka membunuh Nabi Zakaria AS hingga beliau mati syahid. Pada saat itu, Nabi Zakaria AS berusia seratus tahun.


Betapa anehnya orang-orang Yahudi, mereka percaya bahwa Nabi Adam AS diciptakan tanpa ayah dan ibu, tetapi mereka tidak bisa memercayai bahwa Nabi Isa AS diciptakan tanpa seorang ayah.

Kemudian, Sayidah Maryam membawa Nabi Isa AS ke Mesir. Setelah tinggal selama dua belas tahun di sana, Sayidah Maryam bersama Nabi Isa AS kembali pulang ke kota Al-Quds dan bermukim di daerah Nashirah.

Pada saat yang sama, ketika masih kanak-kanak, Nabi Yahya AS sudah mulai menyampaikan nasihat dan ceramah kepada Bani Israil sambil memegang kitab Taurat. Sebagaimana ayahnya, ia pun diutus sebagai nabi kepada Bani Israil dengan mengamalkan agama yang dibawa oleh Nabi Musa AS.

Selanjutnya, ketika Nabi Isa AS menginjak usia tiga puluh tahun, ia diutus Allah SWT sebagai nabi dengan syariat yang baru. Kitab Injil diberikan kepadanya. Dengan datangnya syariat Nabi Isa AS, syariat Nabi Musa AS pun dinasakh dan tidak berlaku lagi. Kemudian, Nabi Yahya AS mengikuti syariat Nabi Isa AS.

Pada saat itu, pemimpin Bani Israil ingin menikahi putri saudaranya, dan meminta Nabi Yahya AS agar bersedia menikahkan mereka sesuai dengan syariat Nabi Musa AS. Namun, menurut syariat Nabi Isa AS, menikahi putri saudara sendiri telah diharamkan. Oleh sebab itu, Nabi Yahya AS enggan melangsungkan pernikahan tersebut.


Calon mempelai wanita dan ibunya merasa kesal, dan mereka memaksa agar Nabi Yahya dibunuh. Atas hal ini, Raja membunuh Nabi Yahya AS.

Sumber artikel; fazilet takfimi 

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar