> Turunnya Kitab Taurat Kepada Nabi Musa as - BAYAR ZAKAT ONLINE

Februari 27, 2022

Turunnya Kitab Taurat Kepada Nabi Musa as



Hikmahdanhikmah.com - Ketika ingin menurunkan sebuah kitab kepada Nabi Musa AS, Allah SWT mengundangnya ke Bukit Tursina. Nabi Musa AS beribadah di Bukit Tursina seorang diri selama empat puluh hari. Dia mendengar kalam Ilahi tanpa perantara. Pada saat itulah kitab Taurat diturunkan kepadanya.

Ketika kembali dari Bukit Tursina, Nabi Musa AS melihat Bani Israil menyembah patung anak sapi. Nabi Musa AS sangat marah, lalu ia mengusir Samiri, menghancurkan patung anak sapi itu dan membuangnya ke laut. “Mengapa kau tidak memperhatikan mereka dan membiarkan mereka ditipu oleh Samiri?” tanya Nabi Musa AS kepada Nabi Harun AS.

Kemudian, Nabi Harun AS meminta maaf kepada Nabi Musa AS seraya berkata, “Aku sudah banyak menasihati mereka, tetapi mereka tidak mendengarkanku. Bahkan, mereka hampir membunuhku.”

Orang-orang yang menyembah patung anak sapi pun menyesal, mereka memohon ampunan dan beristigfar. Setelah itu, Nabi Musa AS menjelaskan kitab Taurat yang diturunkan oleh Allah SWT kepadanya. Sayangnya, Bani Israil tidak menerima kitab Taurat, tidak menjalankan kewajiban-kewajiban yang diberikan kepada mereka melalui kitab itu, dan tidak mengamalkan hukum-hukumnya. 

Atas hal ini, Bukit Tursina terangkat ke atas kepala mereka, api datang ke hadapan mereka, dan lautan terbentang di belakang mereka. Kemudian, dikatakan kepada mereka, “Berpegang teguhlah pada apa yang kami berikan kepada kalian dan dengarkanlah nasihat (yang diberikan kepada kalian)! Terimalah kitab ini dan lakukanlah segala sesuatu yang aku perintahkan kepada kalian, jika tidak, bukit itu akan ditimpakan ke atas kalian atau kalian akan ditenggelamkan di laut itu, atau kalian akan dibakar dengan api itu!” Ketika menyadari bahwa tidak ada tempat untuk melarikan diri, Bani Israil terpaksa harus menerima kitab Taurat.

Akhirnya, Bani Israil mulai beramal dengan hukum-hukum kitab Taurat. Mereka telah bisa menanamkan akidah mengenai keesaan Allah SWT di dalam hati mereka meskipun dengan penuh kesulitan.Nabi Harun AS wafat terlebih dahulu. Ketika saatnya tiba, Nabi Musa AS mengangkat Nabi Yusya ‘Alayhissalâm, yang merupakan keturunan dari putra Nabi Yusuf AS yang bernama Afrâyim, sebagai khalifah untuk menggantikannya, kemudian beliau wafat.

Syariat Nabi Musa AS terus berlanjut hingga syariat Nabi Isa AS. Para nabi yang datang dan pergi di antara keduanya selalu diutus untuk beramal dengan syariat Nabi Musa AS.

Sumber artikel:Fazilet takvimi

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar