> Kasidah Burdah ka’ab bin Zuhair RA - BAYAR ZAKAT ONLINE

November 16, 2022

Kasidah Burdah ka’ab bin Zuhair RA


Hikmahdanhikmah.com - Terjemahan dari sebagian syair Ka’ab bin Zuhair Radhiyallāhu ‘anhu yang dibacakan di hadapan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

“...Aku datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta maaf. Di hadapan Rasulullah SAW, alasan akan diterima dan pengampunan diharapkan. Berikanlah perlindungan kepadaku karena Allah yang telah menurunkan Al-Quranul Karim, yang penuh dengan petunjuk Ilahi, nasihat-nasihat, dan kebenaran tertinggi, kepada Anda.

Janganlah menilai diriku dengan perkataan negatif lawan-lawanku! Meskipun ada banyak rumor tentang diriku, aku tidak begitu bersalah. Sekarang aku berada dalam kondisi yang sedemikian rupa yang jika seekor gajah melihat dan mendengar apa yang aku lihat dan dengar di sini, ia pasti akan gemetar! Tidak ada yang bisa menyelamatkanku di sini, kecuali menerima pengampunan Rasulullah SAW dengan izin Allah SWT.


Aku mengulurkan tangan kananku ke tangan beliau yang adil tanpa ada rasa keberatan sedikit pun terhadap Nabi yang agung ini. Sekarang, perkataan yang berlaku adalah perkataannya. Sungguh, Rasulullah SAW adalah cahaya yang menunjukkan jalan yang benar, dan pedang dari pedang-pedang Allah yang tajam dan terhunus untuk menghancurkan keburukan-keburukan.”

Ketika Ka’ab bin Zuhair RA selesai membacakan syair “Bānat Suād” sampai akhir, Rasulullah SAW merasa sangat senang. Beliau melepas burdahnya dan memakaikannya kepada Ka’ab. Burdah berarti “jubah” dalam bahasa Arab. Oleh sebab itu, syair ini pun disebut ‘Kasidah Burdah’. Ka’ab merasa bangga dengan jubah itu seumur hidupnya.

Bahkan, ketika Muawiyah bin Abu Sufyan R.’Anhumā ingin membeli jubah tersebut dengan uang sepuluh ribu dirham, Ka’ab RA berkata, “Saya tidak bisa memilih siapa pun selain diri saya sendiri untuk memakai jubah Rasulullah SAW.” Namun, setelah Ka’ab RA meninggal, Khalifah Muawiyah RA mengirim dua puluh ribu dirham kepada ahli warisnya dan mengambil jubah tersebut.

Selanjutnya, jubah Rasulullah SAW berpindah tangan kepada khalifah-khalifah yang datang berikutnya. Pada akhirnya, ketika Sultan Turki Utsmani, yaitu Sultan Yawuz Salim Khan menaklukkan Mesir dan menjadi khalifah, jubah tersebut dibawa ke Istanbul bersama peninggalan-peninggalan suci lainnya. Jubah mulia yang saat ini dijaga di Istana Topkapı, Istanbul, adalah jubah tersebut.


Sumber artikel ; fazilet takfimi 

Tags :

Yudi hartoyo

Admin Yayasan yatim,dhuafa

blogger,online sejak 2011 di bisnis online dan offline,adapun Hikmahdanhikmah.com ini untuk Support website resmi ;yayasanpijarmulia.com

  • Yudi hartoyo
  • Yayasan Pijar Mulya Pati d/a Desa Sriwedari Dusun Pagak RT 03 RW 03 (belakang masjid Pagak) kec.jaken Jawa tengah 59184
  • temandalamtaqwa@gmail.com
  • +6285 2680 70123

Posting Komentar